"Eh, Wam. Mau ke sekre, ya?"
"Eh, Kak Ardi. Iya nih, kak. Malam ini anak baru disuruh ngumpul. Katanya ada briefing bentar. Kak Ardi sendiri habis dari sekre, ya?"
"Iya, nih. Mau kerja kelompok di kosan teman", jawabnya.
Sejenak matanya memandangi penampilanku malam itu. Dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Mendingan kamu balik dulu, deh. Ganti tuh celana pendekmu", ucapnya kemudian.
"Wah. Ga boleh yah, kak?"
"Bukannya ga boleh, cuma kurang sopan aja. Kalo aku sih gapapa dan ga masalah kamu mau pake celana pendek."
Setelah itu aku bergegas kembali ke kost, ganti celana panjang, lalu bergegas lagi pergi ke sekre. Sesampainya di sekre, nafasku masih memburu. Beruntung saat itu briefing belum dimulai.
Dan benar aja, selama beberapa bulan kedepan ga pernah sekalipun menemui yang bercelana pendek. Baik itu cowok, apalagi cewek. Seakan itu sudah jadi aturan tak tertulis di sekre ini.
Usut punya usut, ada seorang senior yang menyandang jabatan komdis alias komisi disiplin. Jadi setiap ada yang agak 'membelok', bakal kena teguran ama si komdis ini. Konon katanya galaknya luar biasa, sampai orang yang lebih senior aja takut sama dia. Pernah ada seorang senior lain, 3 tahun diatas si komdis, bertanya "Eh aku mau ke sekre, nih. Ada si komdis ga ya?". Singkat cerita dia menebarkan 'kenangan', baik itu kenangan indah maupun kenangan buruk kepada seluruh penghuni sekre.
Di suatu malam yang cerah, aku lagi di tempat teman melakukan kegiatan rutin; main DotA. Tiba-tiba ada ajakan makan malam sekaligus membahas beberapa masalah yang ada di sekre. Katanya pesertanya kali ini cuma bertiga; Aku, Teman A, dan sang komdis.
Dengan santainya aku berjalan dari kost temanku itu menuju warung makan yang dijanjikan. Sesampainya di pintu warung, aku baru sadar kalo aku pake celana pendek (mungkin panjangnya sekitar 3/5, alias sedikit dibawah lutut).
Jeger! Modyar kowe! Lupa blas kalo ada komdis. Kalo balik ke kosan jauuh, udah terlanjur didepan pintu pula. Yasudahlah, akhirnya nekat masuk.
Tak disangka, ternyata sang komdis tidak mengomentari apa-apa. Fyuuh.
Sejak saat itu celana pendekku selalu dipendam di lemari, tidak pernah dipakai lagi. Awalnya emang terasa restricted. Tapi makin kesini makin nyaman. Betis juga makin putih :3 *plak*
-------------------------------------------------------
Huwalaa.
Jumpa lagi disini, kali ini bahas celana :3
First half was written on Monday, second half is on wednesday. Basically I spent 3 days :D
Alasan nulis cerita ini adalah karena pernah ada yang ribut-ribut gegara melihat seseorang yang biasanya pake celana panjang, menggunakan celana pendek di acara olahraga. Kayaknya ada alasan lain, tapi lupa. Biasa laaah :p
BTW ini beneran diambil dari kisah nyata (yang diubah sedikit di beberapa bagian, tentunya). Kalo sang komdis membaca, mungkin dia akan sadar dan ngamuk-ngamuk :D
Udah, ah.
Dan benar aja, selama beberapa bulan kedepan ga pernah sekalipun menemui yang bercelana pendek. Baik itu cowok, apalagi cewek. Seakan itu sudah jadi aturan tak tertulis di sekre ini.
Usut punya usut, ada seorang senior yang menyandang jabatan komdis alias komisi disiplin. Jadi setiap ada yang agak 'membelok', bakal kena teguran ama si komdis ini. Konon katanya galaknya luar biasa, sampai orang yang lebih senior aja takut sama dia. Pernah ada seorang senior lain, 3 tahun diatas si komdis, bertanya "Eh aku mau ke sekre, nih. Ada si komdis ga ya?". Singkat cerita dia menebarkan 'kenangan', baik itu kenangan indah maupun kenangan buruk kepada seluruh penghuni sekre.
Di suatu malam yang cerah, aku lagi di tempat teman melakukan kegiatan rutin; main DotA. Tiba-tiba ada ajakan makan malam sekaligus membahas beberapa masalah yang ada di sekre. Katanya pesertanya kali ini cuma bertiga; Aku, Teman A, dan sang komdis.
Dengan santainya aku berjalan dari kost temanku itu menuju warung makan yang dijanjikan. Sesampainya di pintu warung, aku baru sadar kalo aku pake celana pendek (mungkin panjangnya sekitar 3/5, alias sedikit dibawah lutut).
Jeger! Modyar kowe! Lupa blas kalo ada komdis. Kalo balik ke kosan jauuh, udah terlanjur didepan pintu pula. Yasudahlah, akhirnya nekat masuk.
Tak disangka, ternyata sang komdis tidak mengomentari apa-apa. Fyuuh.
Sejak saat itu celana pendekku selalu dipendam di lemari, tidak pernah dipakai lagi. Awalnya emang terasa restricted. Tapi makin kesini makin nyaman. Betis juga makin putih :3 *plak*
-------------------------------------------------------
Huwalaa.
Jumpa lagi disini, kali ini bahas celana :3
First half was written on Monday, second half is on wednesday. Basically I spent 3 days :D
Alasan nulis cerita ini adalah karena pernah ada yang ribut-ribut gegara melihat seseorang yang biasanya pake celana panjang, menggunakan celana pendek di acara olahraga. Kayaknya ada alasan lain, tapi lupa. Biasa laaah :p
BTW ini beneran diambil dari kisah nyata (yang diubah sedikit di beberapa bagian, tentunya). Kalo sang komdis membaca, mungkin dia akan sadar dan ngamuk-ngamuk :D
Udah, ah.
Yogyakarta, 21 Oktober 2015
"Teruntuk sang komdis yang selalu kami rindukan"
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
0 komentar:
Posting Komentar