"Di antara 'informasi yang didapat dari menerka-nerka' dan 'informasi yang didapat langsung dari sumbernya' terdapat sebuah jurang pemisah yang sangat besar"
Bayangkan sebuah kondisi:
Kamu sedang mengikuti SNMPTN. Karena sudah belajar dengan sangat keras, saat mendapatkan lembar soal, terbesit di pikiranmu "Ini serius soalnya kayak gini?!". Pada akhirnya kau hanya memerlukan 75% dari waktu yang diperlukan, sementara peserta lain menyesapi setiap detiknya hingga detik terakhir. Terlepas dari seluruh rasa percaya diri itu, di ujung pikiranmu ada secuil rasa khawatir karena masih ada kemungkinan gagal.
"Bagaimana jika soal-soal itu penuh jebakan? Semua yang terlihat mudah sebetulnya hanyalah tipuan"
"Bagaimana jika 'uang persembahan' untuk kampus dinilai kurang?"
Dan akhirnya malam-malam mu dihiasi mimpi buruk karena khawatir.
Setelah nomor pesertamu terpampang di koran nasional, akhirnya mimpi-mimpi buruk itu berakhir.
Contoh kasus kedua:
Di waktu yang agak mepet, kamu mengajukan permohonan visa. Karena kamu malas pergi ke kedubes, akhirnya kamu menggunakan jasa tour travel. Pihak tour travel menyanggupinya, dan berkas-berkas yang diperlukan pun diberikan kepada mereka. Pihak tour travel memberitahukan bahwa kabar terbarunya akan didapat sekitar seminggu sebelum keberangkatan.
Selama penantian itu, dirimu merasa was-was. Walaupun beberapa orang telah meyakinkanmu bahwa selama dokumennya lengkap, permohonanmu tak akan ditolak. Namun di ujung pikiranmu tetap terbesit rasa khawatir. Pasalnya, tak mungkin lagi mengajukan ulang permohonan dalam kurun waktu seminggu yang tersisa.
Contoh kasus ketiga:
Setelah mengamati gerak-gerik seseorang selama kurun waktu beberapa bulan, antenamu menangkap sedikit sinyal-sinyal aneh. Asumsimu menyimpulkan bahwa orang itu menyukaimu. Beberapa teman dekatnya juga meng'iya'kan asumsimu itu. Tapi bagi pikiranmu, ini tetaplah hanya sebuah asumsi. Semua perlakuanmu kepadanya tetap tak berubah.
Akan tetapi, akankah semua itu tetap seperti semula seandainya jurang itu tertutup? Saat yang tadinya 'asumsi' menjelma menjadi sebuah 'fakta' yang valid. Saat tiba-tiba dia berkata "You do notice and realize that I like you, right?"
Kamu sedang mengikuti SNMPTN. Karena sudah belajar dengan sangat keras, saat mendapatkan lembar soal, terbesit di pikiranmu "Ini serius soalnya kayak gini?!". Pada akhirnya kau hanya memerlukan 75% dari waktu yang diperlukan, sementara peserta lain menyesapi setiap detiknya hingga detik terakhir. Terlepas dari seluruh rasa percaya diri itu, di ujung pikiranmu ada secuil rasa khawatir karena masih ada kemungkinan gagal.
"Bagaimana jika soal-soal itu penuh jebakan? Semua yang terlihat mudah sebetulnya hanyalah tipuan"
"Bagaimana jika 'uang persembahan' untuk kampus dinilai kurang?"
Dan akhirnya malam-malam mu dihiasi mimpi buruk karena khawatir.
Setelah nomor pesertamu terpampang di koran nasional, akhirnya mimpi-mimpi buruk itu berakhir.
Contoh kasus kedua:
Di waktu yang agak mepet, kamu mengajukan permohonan visa. Karena kamu malas pergi ke kedubes, akhirnya kamu menggunakan jasa tour travel. Pihak tour travel menyanggupinya, dan berkas-berkas yang diperlukan pun diberikan kepada mereka. Pihak tour travel memberitahukan bahwa kabar terbarunya akan didapat sekitar seminggu sebelum keberangkatan.
Selama penantian itu, dirimu merasa was-was. Walaupun beberapa orang telah meyakinkanmu bahwa selama dokumennya lengkap, permohonanmu tak akan ditolak. Namun di ujung pikiranmu tetap terbesit rasa khawatir. Pasalnya, tak mungkin lagi mengajukan ulang permohonan dalam kurun waktu seminggu yang tersisa.
Contoh kasus ketiga:
Setelah mengamati gerak-gerik seseorang selama kurun waktu beberapa bulan, antenamu menangkap sedikit sinyal-sinyal aneh. Asumsimu menyimpulkan bahwa orang itu menyukaimu. Beberapa teman dekatnya juga meng'iya'kan asumsimu itu. Tapi bagi pikiranmu, ini tetaplah hanya sebuah asumsi. Semua perlakuanmu kepadanya tetap tak berubah.
Akan tetapi, akankah semua itu tetap seperti semula seandainya jurang itu tertutup? Saat yang tadinya 'asumsi' menjelma menjadi sebuah 'fakta' yang valid. Saat tiba-tiba dia berkata "You do notice and realize that I like you, right?"
Yogyakarta, 28 Maret 2016
"Nge-random pagi-pagi. Hindsight bias?"
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
0 komentar:
Posting Komentar