Senin, 04 Juli 2016

Lebaran

Aku punya seorang teman masa kecil. Kami sudah saling mengenal semenjak kami SD. Selama 6 tahun masa SD dan 3 tahun masa SMP kami selalu berada di satu sekolah yang sama. Setelah lulus SMP, dia pergi sekolah di kota. Ya, dia sudah mulai merantau sejak awal SMA. Selama 3 tahun dia sekolah di kota itu, kami pun tak pernah bertemu. Ini karena dia yang jarang pulang kampung. Jadwal pulang kampungnya pun selalu sewaktu lebaran, yang mana bertepatan dengan jadwal tahunan keluargaku pergi mengunjungi kampung Nenek. Baru sewaktu kuliah, sewaktu kami masuk kampus yang sama, barulah kami bisa bertemu kembali.

Kesan pertama saat kami bertemu kembali adalah anak ini sudah tumbuh menjadi besar. Sangat besar! Sewaktu SD sampai SMP anak ini bahkan tak pernah sekalipun lebih tinggi dari aku. Tak kusangka setelah 3 tahun berselang tubuhnya malah tinggi menjulang. Mungkin ada benarnya kata-kata yang menyebutkan bahwa anak laki-laki pertumbuhannya agak terlambat dibandingkan perempuan.

Oh iya. Namanya Ganang, makhluk jumbo berumur 17 tahun dengan tinggi yang (kayaknya) diatas 170cm dan berpostur besar. Walaupun tampangnya garang, tapi sebenarnya dia melankolis. Tampang boleh heavy metal, tapi hati tetap heavy rotation. Sialnya, tak banyak yang tahu hal ini sehingga dia sering dianggap anak nakal.

Setelah kami sama-sama berkuliah di kampus yang sama, kami kembali dekat.

Sebenarnya tujuan tulisan kali ini adalah aku ingin menceritakan tentang sebuah filosofi yang cukup mengena dihatiku. Karena orang yang melontarkan kata-kata bijak itu adalah si Ganang, makanya aku menceritakan sedikit tentangnya di bagian atas.


Tahun itu adalah tahun pertama kami berkuliah di sana. Sebagai seorang pemula dalam hal hidup sendiri, aku masih agak kagok dalam hal bertahan hidup di dunia yang sepi ini. Beruntunglah ada senior yang sudah berpengalaman selama 3 tahun hidup merantau; Ganang. Dia inilah yang banyak membantu jiwaku yang sering kesepian ini. Mulai dari teman makan, teman nonton, teman jalan-jalan, teman nongkrong, sampai teman belanja bulanan. Kalau dipikir-pikir, agak ajaib memang kami masih sebatas teman.

Pada suatu hari di pertengahan bulan ramadhan, tiba-tiba Ganang mengajakku pergi ke mall. Minta ditemenin beli baju, katanya. Aku yang masih baru bangun tidur agak tak percaya dengan chat yang baru masuk itu. Seorang Ganang, yang lebih mementingkan makanan enak dan buku, rela menyisihkan sebagian uang jajannya untuk membeli baju. Seorang Ganang yang tak pernah memperlihatkan tanda-tanda tertarik kepada benda fashion tiap kali aku mampir ke toko baju sambil menunggu jadwal film yang akan kami tonton.



"Kok tiba-tiba lo pengen beli baju baru?" tanyaku sambil memilih kemeja yang tergantung di toko.

"Buat lebaran. Kan lebaran sebentar lagi"

Oke, gue yang bisa dibilang fashion-sense nya kelas menengah keatas pun hampir ga pernah pergi ke mall hanya untuk membeli baju lebaran. Biasanya cuma pake baju yang masih bagus dari tahun-tahun sebelumnya (yang biasanya cuma dipendam di lemari dan dikeluarkan hanya pada saat lebaran). Dan karena itu pula aku bertanya kepadanya.

"Kudu banget yah lebaran pake baju baru?"

Ganang yang sedari tadi ikut memilih-milih baju di sebelahku tiba-tiba berhenti. Dia memandangiku dengan pandangan yang lembut. Terlihat sedikit kesedihan di sudut pandangannya itu.

"Tari," katanya. "Apa arti lebaran bagi kamu?"

"Hmm. Bagi gue sih yang terpenting bagi lebaran adalah kumpul-kumpul silaturahminya"

"Exactly. Aku juga berpikiran begitu." Dia kembali memilih-milih baju.

"Tapi, itu belum menjawab pertanyaan gue tadi kan? Lo yang biasanya lebih milih berlama-lama nongkrong di toko buku daripada di toko baju, tiba-tiba pengen beli baju baru buat lebaran. Apa sih alasannya?"

"Duh, gimana ya jelasinnya? Intinya ya gitu, deh"

"Gitu gimana?"

"Kamu tau kan kalo lebaran itu biasanya jadi ajang berkumpulnya semua anggota keluarga kita? Mereka  yang sehari-hari terpisah jauh di pulau seberang, bahkan di negri seberang, berkorban meluangkan waktu mereka beberapa hari dalam setahun untuk kembali ke kampung halaman. Hanya demi menjalin kembali tali silaturahmi yang sempat renggang."

Dia mengatakan itu sambil menunduk tanpa melihat ke arahku. Kebiasaannya apabila dia sedang berkata serius dan bermakna dalam.

"Lalu?" tanyaku.

"Lalu... Aku sebenarnya tak peduli dengan apa yang orang katakan tentang penampilanku. Tentang baju yang kupakai pada hari lebaran. Walaupun aku mengenakan bajuku yang pernah kupakai 5 tahun lalu, yang sekarang sudah kekecilan, aku tetap tak peduli karena bagiku lebaran adalah momen silaturahmi itu sendiri.

Tapi lalu aku terpikir tentang kedua orangtuaku. 'Apa yang akan dikatakan para kerabat nantinya kepada ibu dan ayahku jika mereka melihatku memakai baju lebaran dari 5 tahun lalu yang juga sudah kekecilan?' Mungkin mereka malah akan sedikit-banyak mencemooh orangtuaku. 'Ih lihat itu anaknya pak Bambang bajunya udah jelek dan kekecilan. Apa orangtuanya tak mengurusnya dengan baik, ya?' Mungkin itu yang akan mereka katakan nantinya di belakang kedua orangtuaku."


Dia kembali diam. Akupun masih diam.


"Ya, intinya sih aku ga mau kalau malah kedua orangtuaku yang dijelekkan karena anaknya malas membeli baju baru buat lebaran. Gitu aja, sih," tambahnya.


Aku tersenyum mendapati penjelasannya yang sederhana tapi tak sekalipun pernah terlintas di pikiranku. Atau bahkan di pikiran kita semua.

"Tentu saja," pikirku. "Bocah seperti dia mana mungkin punya alasan yang aneh-aneh"



"Eh, Nang. Habis ini temenin gue belanja, ya. Jadi pengen beli baju baru juga"



-----------------------------------------------------


Lagi pengen pake Ganang & Tari lagi, jadilah dipakai.

Oh iya. Setelah 10 tahun merantau, untuk pertama kalinya gue ga pulang kampung pada saat lebaran (dikarenakan fakir cuti yang jatah cutinya habis dipake ke Jap, dan sisanya dipake buat memenuhi janji yang akan datang di bulan depan. Definitely no regret for the Jap trip! :p). Karena agak baper ditinggal sendirian, jadilah tulisan aneh ini~

Selamat hari raya Idul Fitri, btw.


Yogyakarta, 4 Juli 2016
"Mohon maaf lahir batin"


Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar