Senin, 22 Juni 2015

Racun

Semenjak kecil, orang tuaku terbiasa mencampurkan racun pada setiap makanan maupun minumanku. "Ini semua demi kebaikanmu", ujar mereka. Saat itu aku tidak mengerti apa maksud dan tujuan mereka. Dengan patuh kujalani perintah mereka, walau sedikit sakit.

Kalian mungkin bertanya-tanya mengapa aku masih hidup walau terus menerus mengonsumsi racun. Itu karena dosisnya. Mereka memberikan dosis yang kecil, dan terus ditambahkan sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu. Pada akhirnya, tubuhku terbiasa. Kalaupun diberikan dosis yang dapat mematikan orang normal, aku takkan merasakan apa-apa.

Sekarang sudah lebih separuh hidup kulalui sambil terus mengonsumsi racun. Fakta menarik, racun-racun itu bukan hanya dari kedua orang tuaku, namun juga dari beberapa orang disekitarku. Kalau sejak kecil aku tidak dibiasakan oleh mereka, mungkin sekarang aku sudah mati. Dan akhirnya aku mengerti apa maksud perkataan mereka saat itu.

Belakangan ini ada seseorang yang tiba-tiba datang dan mencoba berteman denganku. Awalnya kukira dia hanya ingin berteman saja. Tapi suatu hari aku mendapatinya juga membubuhkan racun ke makananku. Saat itu aku sangat terkejut.

Dan kuikuti permainannya. Lucu.

Saat ini mungkin dia terkejut karena racunnya tidak berpengaruh. Walau terus mencoba, aku tetap berpura-pura tak tahu.

Sampai suatu hari nanti kau tak sanggup lagi, dan langsung menanyakannya secara langsung kepadaku. "Mengapa kau tak kunjung jatuh?". Berjuanglah terus.

Hingga saat itu tiba, sampai jumpa :)


-----------------------------------------------------


Haaaaaii. Jumpa lagi di bagian ini.

Belakangan ini hasrat menulis semakin besar. Writer's block, apaan itu. Hmph. Setidaknya aku punya 8 topik yang bisa ditulis. Oleh karena itu, daripada ditahan-tahan mending dilampiaskan.

Dan, jadilah satu dari delapan topik itu.

Kali ini bahas racun. Topik yang aneh? Ya. Tapi percayalah, aku punya alasan dibalik itu semua *smirk*

Pertama kali dengar cerita sejenis ini adalah duluuuu sewaktu masih SD (kalogasalah inget). Waktu itu ada pelem, yang seorang karakternya ga mati setelah diracun! Selidik punya selidik karena itu orang sudah biasa minum racun. Sakti.

Cerita kali ini bisa dibilang "semi-'nyata'"; ga 100% nyata, ga 100% imajinasi.

"Kok rasanya lebih acak-acakan dari biasanya?" Karena ada sesuatu yang 'dibungkus'. Seperti halnya racun yang dibungkus kedalam makanan (halah, kayak beres aja pas nulis yg gamblang). 

Sebenarnya ada satu cerita lagi yang gatel banget buat ditulis, tapi next time lah yah.

Udah, ah. Kebanyakan curhat di author section. Bisa-bisa jadi lebih panjang dari ceritanya sendiri. Please also expect my next writing, and please bear with it (and this)

I lay my pen down.


Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar