Minggu, 14 Juni 2015

Liburan Lombok 2015

Semuanya dimulai pada suatu malam yang gelap. Kala itu lagi ada di mobil nya si T, di perjalanan pulang (Jangan tanya itu habis ngapain, soalnya aku ya lupa) tiba-tiba terucaplah wacana untuk pergi ke Lombok. Yaah namanya juga wacana, waktu itu kesan ucapannya masih becanda.

Saat itu juga, mulailah liat kalender hari libur, dan diwacanakan untuk berangkat di tanggal sekitar 14-17 Mei, yang mana ada satu hari terjepit. Jadinya cuma perlu ambil satu hari cuti. Efisien.

Sebenernya rada sangsi bakal suka liburan ke Lombok, secara di post sebelumnya aku pernah bilang kalo ga suka pantai, dan itu Lombok isinya pantai semua! Tapi, masa bodo! Yang penting liburan!! Udah lama juga gak pergi liburan ke tempat yang rada jauh, jadi liburan kali ini mesti dan harus jadi!

PART 1 – PERSIAPAN


Gentle warning, this part consist of wall of text without images.

Sesuai pengalaman traveling rame-rame yang pernah kujalani, hal pertama yang perlu dilakukan adalah beli tiket! Asal tiket udah ditangan, kemungkinan berangkat bakal makin gede. Situs jual tiket online sudah mulai dipantengin sejak bulan Maret. Yaah walau cuma sekedar liat doang, ga sambil ngatur jadwal pulang/pergi, seenggaknya tau kalo ada pesawat langsung dari Jogja ke Lombok. That’s big point when you live faaaar away from airport.

Singkat cerita, sampailah di akhir bulan Maret dan tiket belum dibeli. Duh! Langsunglah saat itu juga coba atur waktu keberangkatan dan kepulangan yang pas.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Jadwal berangkat pesawat Jogja ke Lombok adalah jam 17:40, yang mana dua jam setelah pulang kerja, dan jadwal berangkat pesawat dari Lombok ke Jogja adalah 06.30 pagi, dan akan tiba di jogja jam 06.40 waktu setempat. DUA PULUH MENIT sebelum waktu masuk kerja ‘normal’. Kalo kayak gini bisa pergi Rabu sore tanggal 13 Mei, pulang senin pagi tangga 18 Mei. Ditambah cuti sehari di hari jumat, jadi di Lomboknya ntar 4 hari 5 malam. AMAZING!

Setelah wacana ini diajukan kepada sobat C dan T, dan mereka setuju dengan jadwal seperti ini, dimulailah perencanaan yang sebenarnya. Sobat T mengurus masalah penginapan, Sobat C mengurus masalah tujuan dan transportasi, aku sendiri ngurusin tiket (doang). Apa boleh buat, aku kan pemalu~ :p

Sobat T dengan koneksinya yang luar biasa, ternyata punya teman yang punya teman yang punya penginapan di Gili Trawangan; salah satu tujuan wisata paling terkenal di Lombok. Beres! Sobat C yang juga ga kalah sakti nya, juga punya teman yang rumahnya di Lombok dan bersedia buat jadi tour guide selama di Lombok. Beres juga! Super sekali.

Sementara aku, sampe pertengahan April belom juga beli tiket pulang pergi nya. Alhasil, harga tiket naik dari sekitar 750k menjadi sekitar 1200k. PANIK DONG! Untungnya saat itu yang berubah jadi 1200k cuma tiket pergi, sedangkan tiket pulang nya masih di sekitar 750k. Langsung saat itu juga beli tiket pulangnya, dan cari jalur alternatif, Pesawat transit Jogja-Bali-Lombok sekitar 850k, pesawat transit Jogja-Surabaya-Lombok sekitar 950k. Yes! I ‘love’ procrastinating as much as you do (yang menurut ‘mitos’ golongan darah adalah salah satu sifat si golongan darah B).

Setelah beberapa hari putus asa memutuskan pake jalur mana, isenglah nyari tiket Jogja-Lombok. Guess what? Harga tiketnya balik ke 750k-an. Gak pake pikir panjang, langsung beli! Dan disitulah tugasku berakhir. Disaat sobat T dan sobat C sibuk ngurusin itinerary sedemikian rupa, aku cuma bisa diam terpaku. Yep, I am useless.

Hal terpenting lain adalah tas yang cukup gede buat menampung baju buat 4 hari 5 malam. Karena baliknya senin pagi, jadi mesti bawa baju kerja juga. jadilah bingung. Sobat T yang sudah biasa naik gunung udah punya carrier sendiri, sobat C juga udah punya tempat meminjam. Aku, masi bingung.

Entah terima kabar dari mana, suatu hari akhirnya tersebutlah satu anak kantor yang juga suka naik gunung dan punya carrier; mas Willmen. Setelah dikejar terus menerus akhirnya jadi dipinjemin. Yeey. Thanks, mas.

Satu lagi, sandal. Karena sandalku bagian bawahnya sudah rata, jadi perlu beli sendal juga.


PART 2 – VACATION ITSELF


Yak, tibalah hari rabu tanggal 13 Mei. Pagi-pagi ke kantor pake carrier guede, langsung print tiket dan voucher homestay. Pake printer dan kertas kantor tentunya :p.

Jam 15.30 sore, masalah pertama langsung muncul. Taksi nya gaada yang bisa ditelepon. Matilah! Masa naik sepeda ke Bandara?! Yang jadi masalah bukan naik sepedanya, tapi tempat parkir inap sepedanya yang gaada. Beruntunglah dapet bantuan dari Mbak Pipit dan Mbak Diah yang pesan taksi pake aplikasi something gitu dari hape nya. Selamat~

Singkat cerita, sesampainya di bandara nunggu pesawat yang delay 1 jam, terbang selama satu jam, nyampe di Lombok, pulau ketiga di Indonesia yang pernah kukunjungi! YAAY.

Hal pertama yang perlu dilakukan setelah keluar lombok adalah pergi ke Senggigi, dimana tempat menginap pertama berada. Jam menunjukkan pukul 21.00 waktu setempat, dan agak panik takut tempat nginapnya ga buka sampai malem. Beli tiket bus Damri buat ke Senggigi, langsung ke tempat nongkrong itu bus, hanya untuk mendapati cuma tersisa 2 kursi kosong buat 3 orang. Alhasil duduk lagi menunggu bus kloter selanjutnya, yang pastinya perlu ngetem dulu nunggu penumpang. Seorang dua orang masuk, seorang dua orang masuk. Tapi tetap aja ini bus ga penuh-penuh. Sampai hampir jam 10 malam pun ini bus masih bisa dibilang kosong, dan mulai semakin panik karena malam semakin larut. Untunglah jam 10 bus nya langsung berangkat walau ga penuh. Sobat T langsung menghubungi tempat menginap malam itu untuk memberi kabar bahwa akan datang sekitar jam 11 malam. Untungnya, boleh.

Bandara internasional Lombok ini jaraknya jaauh dari mana-mana, semacam KLIA2 yang juga jauh dari peradaban. Jadi, dikarenakan sudah malam dan perjalanan bakalan lama, alangkah baiknya dipake buat tidur.

Fun Fact: 30 menit setelah mulai jalan, pak supir berteriak karena ada kecelakaan di depan. Korban mengalami kaki putus.

Next, sampai di daerah senggigi. Diturunin di depan gang penginapan, lalu berjalan masuk sekitar 200 meter. Check In, bagi kamar, lalu tidur.



#### Pengeluaran hari ini: ####
1. Taksi dari kantor ke Bandara: 45.000
2. Bus Damri BIL-Senggigi: 105.000
3. La Cassa Homestay: 240.000
TOTAL DAY 0: 390.000

Day 1


Rencana besar hari ini adalah pergi ke Gili Trawangan sebelum tengah hari. Sembari menunggu, akhirnya diputuskan untuk sarapan sambil jalan-jalan ke pantai Senggigi. Perjalanan dari La Cassa ke Senggigi memakan waktu sekitar 15 menit naik angkot, dengan biaya 5.000 per orang.

Sesampainya di pantai, “Yak, masih ga suka pantai”. Nothing worth seeing. Just plain old beach. Temennya sobat C, sebut saja sobat F, juga ikut di kegiatan kali ini. Sembari melihat ketiga orang itu berkumpul (dan kayaknya foto-foto juga), aku cuma menatap dengan tatapan yang hampir kosong kearah laut.

Berikutnya tujuan mulia pagi ini, sarapan. Karena bingung dan yang pertama terlihat edible adalah sate, jadilah.

Sate Bulayak, Sate yang lontongnya disebut bulayak. Kalo lontong biasanya dibungkus pake daun pisang, yang ini kayaknya dari kelapa atau aren. Karena daunnya kecil-kecil, maka dibungkus membentuk spiral, dan ukurannya pun jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan lontong daun pisang.

Setelah beres makan sate, saatnya kembali ke homestay buat check-out.

Dari La Cassa menuju ke pelabuhan Bangsal ditempuh menggunakan taksi. Karena jarak lumayan jauh, argo taksi nya nyampe 125.000. Dan karena ini masih tengah hari, taksi nya ga boleh masuk sampe ke pelabuhannya. Jadi kami diturunkan di gerbang pelabuhan yang berjarak sekitar 300-500 meter, dan melanjutkan perjalanan menggunakan Cidomo

Sampai di Bangsal, langsung beli tiket boat buat nyeberang ke Gili Trawangan. Harga tiketnya 15.000 belum termasuk asuransi dan lain-lain 3.000. Perjalanan dari Lombok ke Gili Trawangan menggunakan boat memakan waktu sekitar 1 jam.

Sesampainya di Trawangan, impresi pertama adalah takjub. Maklum jarang jalan-jalan ke pantai, sekalinya liat pantai sejernih di Trawangan langsung berasa kepincut, lalu sadar bahwa aku juga bisa jatuh cinta sama yang namanya pantai :3

Sambil menunggu jemputan dari Hotel tempat nginap di Trawangan, seperti biasa aku memperhatikan lingkungan sekitar, curi dengar informasi-informasi yang berseliweran. Turisnya kebanyakan turis asing, dan banyak banget :o. Pas ke SG atau KL aja turis asingnya ga sebanyak ini. Takjub! Katanya di Bali juga kayak gini, cuma karna belum pernah ke Bali, jadinya ini kali pertama liat turis asing sebanyak ini.

Ga lama berselang, jemputan dari hotel dateng. Yang jemput namanya mas Buyung (kalogasalah), lalu kita digiring menuju hotelnya. Dikarenakan tempatnya penuh, jadi kita dialihkan ke hotel tetangga, Secret Garden.

Taruh barang, istirahat sekejap, sung keluar cari makan.

Nah, atas saran dari mas Buyung itu tadi akhirnya pergi ke warung masakan lokal yang namanya Warung Bu Dewi, waktu itu yang jaga warung bukan bu Dewi nya. Setelah tunjuk-tunjuk menu yang ada dan dapet makanan, kunyah-kunyah dan ternyata enak. Lihat foto sekeliling, terpampanglah beberapa foto bu Dewi bareng pengunjung.

“Seingatku ini mirip foto emaknya si Trio yang pernah dikasih liat, dah”

foto nyomot dari sini

Kalo kak Trio baca ini, dan ternyata ga mirip, mohon maap :D

Setelah itu, basically isinya jalan-jalan.




Hal terbaik lainnya yang didapat dari Trawangan adalah disini gaada sepeda motor, apalagi mobil. Satu-satunya motor yang ada di jalanan cuma sepeda listrik, yang jumlahnya sedikit. Sisanya naik sepeda, cidomo, jalan kali, atau naik kuda. Perfect place buat yang hobi nggenjot sepeda.

Oleh karena itu, kita sewa sepeda!


Dikarenakan sobat T gabisa bawa sepeda, akhirnya sepeda yang disewa 2 buah, salah satunya yang ada tempat duduk belakangnya :3. Tujuan berikutnya, sunset point buat menghabiskan waktu sambil nunggu sunset. Sambil naik sepeda pastinya, karena jaraknya lumayan jauh. Dan untuk pertamakalinya, bawa orang di kursi belakang! *Langsung inget The Girl Who Leapt Through Time*




Bonus



Beres liat sunset, saatnya nyari makan. Genjot sepeda lagi ke daerah keramaian, menuju daerah Night Market alias Pasar Malam. Isinya stand-stand makanan, terutama seafood. Kalau dibandingkan dengan harga makanan di Bu Dewi sih, disini jauh lebih mahal. Semua seafood nya dijual per ekor, ga terkecuali lobster, cumi, sampe udang yang ukuran kecil pun dijual per ekor. Sadis.




That’s all for day 1

#### Pengeluaran hari ini: ####
1. Sate Bulayak (4 orang): 100.000
2. Taksi La-Cassa -> Bangsal: 125.000
3. Cidomo ke Bangsal: 30.000
4. Boat Bangsal  Trawangan: 54.000
5. Makan di Bu Dewi: 50.000
6. Gili Gelato: 60.000
7. Sewa Sepeda (2bh): 55.000
8. Aqua: 16.000
9. Makan Seafood: 100.000
10. Hotel (2 Kamar): 300.000
TOTAL DAY 1: 890.000

Day 2


Hari ini hari yang ditunggu-tunggu. Saatnya main aer, snorkling. Yaaay! Tapi sobat C mimpi hari ini badai, jadi ga bisa pergi snorkeling. Kejam

Sebelum berangkat, alangkah baiknya kita sarapan dulu. Kali ini sarapan di Warung Bu Dewi lagi, dan yang jaga Bu Dewi nya sendiri :3


Setelah kenyang, langsung menuju tempat berkumpul, nunggu boat buat pergi snorkel snorkel. As expected, tempatnya ruaaame banget. Disini kita dikasih kacamata buat snorkel, sama salah satu dari kaki katak atau life vest. Karena sobat C ga bisa renang, maka dia pilih life vest. Disini juga kita disuruh pilih menu makan siang kita.



Jadi dari spot-spot yang ada di peta diatas, kita mengunjungi 5 tempat disekitar ketiga pulau itu. Spot nya mana aja? Lupa. Harap maklum

Karena sobat T punya kamera sakti yang bisa dibawa nyebur, maka kali ini ada foto-foto bawah air.



Di spot pertama, semua penumpang masih antusias. Semua nyebyur. Tapi di spot 2 yang lebih dalam, para penumpang mulai tumbang. Alesannya karena di spot nomer 2 ini gelombangnya tinggi. Wajar kalo banyak yang tumbang bermuntahan, termasuk sobat C.


Di spot 4 ada penyu. PENYU! Tapi karena kamera ada di sobat T, dan sobat T asyik foto-foto ikan, dan ga ngeliat penyu, jadinya gaada fotonya.

Setelah spot ke-4, saatnya makan siang. Dengan baju basah, jalan ke warung makan. Serahin kupon makan, trus nunggu. Karena ruaaame banget, kita sudah menduga kalo makanannya bakal lama baru datang. 15 menit, 30 menit, 45menit berlalu makanan pun belum dateng. Orang yang dateng setelah kita udah pada dapet makanan, tetapi makanan kita belom dateng. Sampai orang-orang sudah pada pulang, makanan kita belum datang. Damn, didzalimi!
Sobat T mencoba menanyakan status pesanan kami, hanya untuk mendapat balesan “kalo mau cepat, ke dapur aja. Minta orang dapurnya cepat” ato semacam itulah. Apa ga kesal.

Singkat cerita, udah beres makan. Lanjut ke spot 5, trus lanjut pulang. Langsung menuju kamar, mandi, istirahat sejenak.

Rencana selanjutnya adalah nyari ayunan yang ada di laut, kayak gambar ini:


Katanya sih letaknya dekat Sunset Point. Hari ini ga nyewa sepeda tapi naik cidomo, niatnya. Yep, cuma niat. Ujung-ujungnya jalan kaki dari hotel sampai ke Sunset Point yang lumayan jauh itu. Sampainya di Sunset Point, matahari nya udah jadi merah. Jadinya ga lanjut nyari itu ayunan, dan memutuskan foto-foto di sunset point lagi




Beres dari Sunset Point, saatnya nyari makan lagi. Karna lagi malas makan nasi, dan sobat T juga kayaknya males, akhirnya nyari alternatif lain. Kita memutuskan beli jagung bakar dan Kebab, dan sobat C tetap beli nasi di Night Market. Done!

Setelah selesai makan, kita memutuskan untuk mencari tempat nongkrong. Karena ada pantai disekitar situ, jadilah pergi ke pantai, sambil liat-liat bocah main di pantai




That’s all for day two
#### Pengeluaran hari ini: ####
1. Sarapan di Bu Dewi: 60.000
2. Akua: 20.000
3. Snorkling + makan siang: 330.000
4. Minuman di tempat maksi: 30.000
5. Kebab + Makan Malam: 125.000
6. Akua + Jajan: 23.000
7. Hotel (2 Kamar): 300.000
TOTAL DAY 2: 858.000

Day 3

Malam sebelumnya sempat ada wacana buat liat sunrise, tapi kalah oleh hasrat malas gerak. Jadi ya batal. Padahal sobat C sampai kebawa mimpi liat sunrise. Wkwk

Hari ketiga adalah hari terakhir di Trawangan. Sebenernya untuk hari ketiga ini pun masih pengen makan di warung bu Dewi, tapi akhirnya diputuskan untuk pergi makan di hotel sahaja.
Menu kali ini kalo gasalah namanya Gallete


Setelah makan, langsung checkout dan pamit sama mas Buyung. Abis itu langsung pergi beli tiket boat buat ke Bangsal. Tiket kali ini harganya pas 15.000 udah termasuk asuransi. Ga kayak tiket dari bangsal yang nambah 3.000 lagi buat asuransi dan lain-lain.


Farewell, Gili Trawangan. You're my favorite place so far. We'll definitely meet again someday :)



Nyampe di Bangsal sekitar tengah hari dan langsung dijemput sobat F bersama pacarnya, pake mobil sewaan buat keliling-keliling pulau lombok. Ya, agenda selanjutnya adalah mengunjungi tempat-tempat wisata di Lombok.


Tempat pertama yang dikunjungi adalah air terjun Sindang Gile dan Tiu Kelep yang bertetangga. Dibilang bertetangga karena pintu masuknya cuma satu, bayarnya cuma sekali, dan bisa mengunjungi keduanya. Padahal sebenarnya jarak keduanya ya lumayan jauh.


Bayar biaya masuk, lalu jalan sekitar 1km turun naik bukit, akhirnya sampai di lokasi pertama.


Impresi pertama: "Waterfall! Ini kali pertama liat waterfall beneran". Selama di Bandung ga pernah ikut jalan-jalan ke curug, sih.


Jadi, seperti biasa. Nyampe lokasi langsung mendekat, mengamati sekitar, curi dengar percakapan orang, melihat kelakuan lucu orang-orang lain. Menikmati percikan air dan angin karena air terjun, soothing. Sementara sobat C dan sobat T asyik dengan kamera-kamera mereka, untuk mendapatkan foto dengan sudut terbaik :)



Setelah puas di air terjun ini, lanjut ke spot kedua. Kali ini jaraknya lebih jauh, mungkin sekitar 2 kilometer. Menembus hutan, meyeberangi sungai, naik turun bukit, sampai-sampai sobat C nyemplung sewaktu menyebrangi sungai. Pfft.




Di spot kedua ini waterfall nya lebih guede, lebih berair, lebih berangin. Sampai-sampai baju ikut basah walaupun cuma memandangi dari kejauhan.






Puas di kedua air terjun, saatnya menempuh perjalanan pulang yang jauh menuju parkiran.

Tujuan selanjutnya adalah sunset dan dinner di Bukit Nipah. Tapi sebelum itu sobat F mampir dulu buat beli satu makanan yang namanya Sate Tanjung.




Sate Tanjung ini adalah kuliner paling enak yang pernah kumakan selama di lombok. Terbuat dari seiris ikan yang dibumbui dengan bumbu yang, kalo kulihat sih, mirip bumbu pepes. Terus ditusuk dengan lidi dari bambu, dibakar. Setelah matang langsung diangkat dan disajikan, tanpa bumbu-bumbu tamban lain. Beda dari sate pada umumnya yang menggunakan tambahan bumbu kacang atau kecap.

Pertama digigit, serrrrr, langsung meleleh. Kenikmatan memenuhi seisi mulut. Membuat semua kepenatan langsung terlupakan. Dan saat itu juga menyesal cuma beli 10 buat dibagi tiga. Aku makan sepuluh pun kurang!!!

jadi inilah sunset dari Bukit Nipah




Beres dari Nipah, saatnya pulang dan tidur. Malam ini nginap di rumah sobat F yang warga lokal.

Sampai di rumah sobat F, langsung disambut baik sama kedua orangtuanya. Kamar sudah disiapkan, welcome drink juga ada. Superb.

Jadi aku langsung masuk kamar, naruh tas, lalu mengamati environment baru. Ada beberapa piagam terpampang, dan yang paling menarik ada satu meja komputer yang isinya padat, tapi bukan diisi komputer. Isinya seperangkat radio HF. Ternyata bapak ama ibunya sobat F ini anggota ORARI. (YB9GV & YB9JBI)


Malam itu juga bapaknya langsung praktekin. Hidupin mesin-mesin antik itu, putar-putar cari frekuensi, nemu yang broadcast, langsung komunikasi. Lawan bicaranya bukan dari Indonesia, tapi di sekitaran eropa. Amazing!!

Ternyata lagi, bapaknya sobat F ini punya banyak teman di luar negri, dan ga jarang dikunjungi orang-orang dari luar negri. Sering juga sewaktu liburan ke suatu kota, dan ada kenalan dari ORARI yang berada disekitar sana, mereka langsung dikunjungi di hotel, menawarkan menginap di rumah mereka daripada di hotel. Kalo keluar negri pun juga sama, ada aja temannya anggota radio amatir, walau bukan dari ORARI, dan menawarkan hospitality juga. Faith in humanity restored.

Ada satu benda ajaib lagi yang kutemukan di rumah ini


Tampak seperti kursi biasa, tapi kursi ini SAMA PERSIS dengan kursi yang dulu sering kumainin pas masih balita. Spontan langsung teringat masa-masa indah bersama kursi biru ini. Bagaimana tutupnya bisa dibuka, kuisi air, mainin kelereng di tutupnya, sampai glundung'in ini kursi. Aaaaaaaaaaah, so nostalgic.


Mengiyakan, ibu nya sobat F cerita kalo itu kursi lebih tua dari sobat F. Artinya ini kursi benar-benar (model) kursi yang sama dengan yang biasa kumainin. Terharu, lah :)

#### Pengeluaran hari ini: ####
1. Sarapan: 135.000
2. Boat Trawangan->Bangsal: 45.000
3. Sewa Mobil + Bensin: 350.000
4. Parkir + Air Terjun: 34.000
5. Akua: 9.000
6. Sate Tanjung: lupa
7. Makan di Nipah: 202.000
TOTAL DAY 3: 775.000++

Day 4

Oke ini hari terakhir di Lombok. Tujuan hari ini adalah bersih-bersih wishlist. Karena kebanyakan lupa nama tempatnya, jadi lihat-lihat fotonya aja.

Spot pertama, bukit dan pantai.











Isengnya sobat T


Turun menuju spot berikutnya, batu berbentuk ummm, jamur kayaknya.



Disini kejadian unyu terjadi. Saat aku jongkok berusaha mencuci tangan di air pantai, tiba-tiba berbunyi "KREEKKKKK". Seketika itu pula terasa silir di daerah silit. Yep, celana sobek. Deeemn -_-

Untungnya hari itu pake baju yang lumayan panjang, trus ditutupin tas, beres.



Additional photos:


Next spot, pantai lain. Kali ini rada kurang menikmati karena celana sobek. Tapi disinilah nemu gambar unyu kayak gini

Cocok kalo ditulisin "Mamah. Itu mereka ngapain, yah?"

Additional photos:





Beres dari pantai ini, lanjut ke spot berikutnya. Tapi tiba-tiba AC mobil nya ga dingin! Dalam hati "Bah! Ini freonnya mesti abis -_-". Tapi entah kenapa akhirnya kita memutuskan turun dan membuka kap mobil, cek air radiator, kosong. Demn -_-. Hari ini sial banget.


Setelah diotak-atik, dikasih minum, akhirnya AC nya bisa dingin lagi.


Next spot, desa Sasak. Ini desa yang terkenal ngepel lantai rumahnya pake kotoran sapi. Tapi pas dateng kesini pas gaada yang ngepel. So here are the photos






Ini masih pake celana sobek

Abis itu kembali ke rumsh sobat F buat mandi dan ganti baju.

Beres mandi, diajak keluar buat makan malam. Menu kali ini adalah Ayam Taliwang.

Kali ini gratis karena dibayarin sobat F dan pacarnya.

Aaand that sum up our final day

Also, bonus:


#### Pengeluaran hari ini: ####
1. Degan: 75.000
2. Nasi Balap: 80.000
3. Akua: 10.000
4. Masuk Sade/Sasak: 50.000
5. Oleh-oleh: 95.000
6. Sewa Mobil + Bensin: 400.000
TOTAL DAY 4: 710.000

Day 4+1

Hari kepulangan. Jam 2 dinihari sudah bangun. Ngumpulin nyawa, mandi, pake baju kerja, langsung berangkat pake taksi langganan keluarga sobat F.
Sampe bandara langsung check in, dan sobat T langsung ke warung kopi. Belum kopinya beres dibikin, udah dipanggil disuruh masuk pesawat. Rush!
Untungnya itu kopi ga dilarang masuk kesawat, jadi bisa numpang sruput.


Skip skip selama di pesawat, tau-tau dah nyampe lagi di Jogja.


Turun, nunggu bagasi, pesan taksi, beli roti, cuss ke kantor.
Sampai di kantor pas banget jam 7. Di depan pintu ketemu ama pak Senior Manager, yang kebetulan dulu pernah kerja di Lombok.
Naik ke lantai 3, dan bekerja seperti biasa.

#### Pengeluaran hari ini: ####
1. Taksi ke Bandara: 150.000
2. Roti-O: 28.500
3. Taksi ke kantor: 60.000
TOTAL DAY 4+1: 238.500++


EPILOGUE


Liburan kali ini mempunyai banyak sekali kenangan, baik yang manis maupun yang agak pahit. Overall, its great! Ga kalah ama liburan di bandung 2 minggu sebelumnya.


Thank you sobat T and sobat C for having me in this wonderful trip. I really enjoy it and hope there will be another trip in near future :)

PS: This also the trip with most groufie I ever have, so far.


-----------------
So, we meet again in this section.


Ini rangkuman liburan ke Lombok lama banget terbengkalai. Salah satunya karena hobi menunda pekerjaan, dan yang lain adalah karena dapat ide tulisan yang lebih urgent dan berapi-api jika dibandingkan dengan ini.


Kali ini kerangka ceritanya juga ditulis sambil backlog grooming, sprint planning dan sprint review. Sedangkan ceritanya sendiri ditulis disela-sela jam kerja dan sesudah jam kerja. Cuma separuh akhir cerita ini yang ditulis dirumah dengan gadget secara darurat, karena draft awalnya direncanakan untuk dirilis ke sobat T dan sobat C dihari Jumat, dan dirilis ke blog dihari Minggu. Jadi perlu memanfaatkan waktu nganggur di kamar.


Again, expect several style changes. My writing style really depends on my mood and mental condition, and this post was not written in one day. I also have writer block in the middle of writing this post. I'm sure the quality is drop far below my initial expectation. I have several reasons why I should prioritizing its release date instead of its quality. But it doesn't mean I didn't enjoy writing this. Its just the thrill is not as intense as previous post. I apologize.


And now, I lay my pen down.




Yogyakarta - 12 Juni 2015
"The runaway mind"



Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar